Senin, 08 Maret 2010

DUNIA REMAJA

PENYUSUN : SUNU AJI WIRAWAN S.Psi

DUNIA REMAJA


 Masa remaja (adolescense) adalah masa dimana mulai terjadi proses perkembangan dan perubahan yang meliputi perubahan dan perkembangan fisik, psikologis dan sosial.

 Menurut Erickson masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri. Gagasan Erickson ini dikuatkan oleh James Marcia yang menemukan bahwa ada empat status identitas diri pada remaja yaitu identity diffusion/ confussion, moratorium, foreclosure, dan identity achieved (Santrock, 2003, Papalia, dkk, 2001, Monks, dkk, 2000, Muss, 1988). Karakteristik remaja yang sedang berproses untuk mencari identitas diri ini juga sering menimbulkan masalah pada diri remaja.

 Batasan usia masa remaja menurut Hurlock (1981) remaja adalah pada usia 12-18 tahun. Monks, dkk (2000) memberi batasan usia remaja adalah 12-21 tahun. Menurut Stanley Hall (dalam Santrock, 2003) usia remaja berada pada rentang 12-23 tahun. Berdasarkan batasan-batasan yang diberikan para ahli, bisa dilihat bahwa mulainya masa remaja relatif sama, tetapi berakhirnya masa remaja sangat bervariasi. Bahkan ada yang dikenal juga dengan istilah remaja yang diperpanjang, dan remaja yang diperpendek.

 Ciri-ciri Masa Remaja :

1. Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang dikenal dengan sebagai masa storm & stress. Peningkatan emosional ini merupakan hasil dari perubahan fisik terutama hormon yang terjadi pada masa remaja. Dari segi kondisi sosial, peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa remaja berada dalam kondisi baru yang berbeda dari masa sebelumnya. Pada masa ini banyak tuntutan dan tekanan yang ditujukan pada remaja, misalnya mereka diharapkan untuk tidak lagi bertingkah seperti anak-anak, mereka harus lebih mandiri dan bertanggung jawab. Kemandirian dan tanggung jawab ini akan terbentuk seiring berjalannya waktu, dan akan nampak jelas pada remaja akhir yang duduk di awal-awal masa kuliah.
2. Perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan seksual. Terkadang perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin akan diri dan kemampuan mereka sendiri. Perubahan fisik yang terjadi secara cepat, baik perubahan internal seperti sistem sirkulasi, pencernaan, dan sistem respirasi maupun perubahan eksternal seperti tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh sangat berpengaruh terhadap konsep diri remaja.
3. Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang lain. Selama masa remaja banyak hal-hal yang menarik bagi dirinya dibawa dari masa kanak-kanak digantikan dengan hal menarik yang baru dan lebih matang. Hal ini juga dikarenakan adanya tanggung jawab yang lebih besar pada masa remaja, maka remaja diharapkan untuk dapat mengarahkan ketertarikan mereka pada hal-hal yang lebih penting. Perubahan juga terjadi dalam hubungan dengan orang lain. Remaja tidak lagi berhubungan hanya dengan individu dari jenis kelamin yang sama, tetapi juga dengan lawan jenis, dan dengan orang dewasa.
4. Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa kanak-kanak menjadi kurang penting karena sudah mendekati dewasa.
5. Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan yang terjadi. Di satu sisi mereka menginginkan kebebasan, tetapi di sisi lain mereka takut akan tanggung jawab yang menyertai kebebasan tersebut, serta meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memikul tanggung jawab tersebut.

 Aspek-aspek perkembangan pada masa remaja

 Tugas perkembangan remaja (Havighurst dalam Gunarsa, 1991) :

1. Memperluas hubungan antara pribadi dan berkomunikasi secara lebih dewasa dengan kawan sebaya, baik laki-laki maupun perempuan
2. Memperoleh peranan sosial
3. Menerima kebutuhannya dan menggunakannya dengan efektif
4. Memperoleh kebebasan emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya
5. Mencapai kepastian akan kebebasan dan kemampuan berdiri sendiri
6. Memilih dan mempersiapkan lapangan pekerjaan
7. Mempersiapkan diri dalam pembentukan keluarga
8. Membentuk sistem nilai, moralitas dan falsafah hidup

 Remaja dan Masalah
 Beberapa tipe/gaya remaja dalam mengekspresikan dirinya :

1. Si Preman : berbicara seperti “kasar” dan “terlalu terus terang” ditambah dengan mimik wajah seorang pemrotes.
2. Si Pendiam : tidak pernah mengeluh atau protes dalam menghadapi situasi apapun. Remaja ini cenderung pasif dan diam dalam kesehariannya.
3. Si Kreatif : suka bereksperimen dan antusias pada hal yang tidak biasa. Terkadang muncul dalam gaya bahasanya yang berandai-andai.
4. Si Cerewet : remaja yang sangat memperhatikan hal2 kecil, perhatiannya sangat cepat teralih dari apa yang dilihat, didengar atau dipikirkan dan tanpa pikir panjang ia mengatakannya.
5. Si Pengeluh : remaja ini selalu mengeluh, mengomel dan menyampaikan sesuatu dengan emosi yang tinggi. Hidup ini baginya serba sukar, serba penuh hambatan dan hampir semua orang tidak bisa benar2 memuaskan hatinya.
6. Si Plin-plan : Biasanya merasa kurang percaya diri dan berusaha untuk menyenangkan orang lain adalah motivasi terbesarnya.
7. Si Jahil : bagi anak ini, mengamati bagaimana orang lain bereaksi sebgai akibat tingkah lakunya adalah hal yang menarik dan menjadi motif utama dari segala tindakannya, ia bisa “tega” membiarkan orang lain dalam keadaan “tidak nyaman” bahkan ia akan menertawakannya.
8. Si Penakut : remaja ini sukar sekali untuk dapat bergabung dengan teman2 seusianya. Berbeda dengan remaja yang pasif, remaja ini selalu berada dalam kecemasan dan ketakutan yang terpancar dari ekspresinya.

 Kiat individu untuk menghindari tindakan menyimpang dari diri pribadi

1. Kenali diri sendiri (kelebihan dan kekurangan)
2. Kenali faktor-faktor penyebab penyimpangan (kenakalan remaja).
3. Berfikir positif, katakan YA untuk hal-hal positif dan LAKSANAKAN.
4. Katakan TIDAK untuk hal-hal negatif dan TINGGALKAN.
5. Berpikir sebelum mengambil keputusan dan openmainded.
6. Memilih teman/kelompok bergaul yang tepat.
7. Mengkomunikasikan permasalahan yang dihadapi selain dengan teman, juga dengan orang tua, guru, atau kepada orang yang lebih tahu.
8. Membina kedewasaan pribadi melalui pendidikan dan pengalaman hidup.
9. Penyesuaian mental, menentukan peran, sikap, nilai, serta minat yang dimiliki.
10.Jangan lupa, hal pertama yang dilakukan adalah memahami dan melaksanakan nilai-nilai dan norma agama dalam kehidupan sehari-hari agar dapat melakukan kontrol diri.

***